KABUPATEN PALI KAYA MINYAK DAN GAS



Sumber minyak dan gas bumi yang ada di kabupaten Muara Enim, ternyata sebagian merupakan kekayaan alam kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir. Bahkan khusus untuk gas bumi, sebanyak 100 persen hasil produksi didalam wilayah kabupaten induk Muara Enim, ternyata 95 persen berasal dari kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali). Hal ini disampaikan kepala dinas pertambangan dan energi kabupaten Pali, Ir M Saleh, Rabu (12/3).

Lebih lanjut dia menjelaskan jika nantinya dana bagi hasil (DBH) untuk daerah otonomi baru (DOB) sudah terpenuhi, diyakini kekayaan kabupaten Pali, akan lebih daripada kabupaten Muara Enim. “Khusus untuk minyak dan gas bumi, kita lebih kaya. Begitu juga dengan gas coal bed methane (CBM). Kita memiliki cadangan terbesar,” ungkapnya. Kendati tidak dijelaskan secara rinci, namun khusus gas bumi cadangan bagi wilayah Sumatera Selatan, Pali, memiliki stok terbanyak.

“Benar kalau di daerah Musi Banyuasin kaya akan minyak dan gas bumi. Bahkan sumur Suban IV juga menjadi rebutan. Tetapi, untuk wilayah kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali), kita juga lebih banyak lagi,” jelasnya. Terlebih lagi, khusus untuk gas CBM, tidak akan pernah habis. “Kalau gas CBM tidak akan pernah habis. Selama batubara tidak pernah diambil atau eksploitasi, maka gas CBM tidak akan pernah habis,” terangnya.

Pun demikian, menurutnya saat ini nilai jual gas CBM tidaklah sama dengan nilai jual elpiji. Kendati harga CBM lebih murah termasuk LNG, tetapi nilai jualnya agak sulit. Mengingat untuk menjual gas CBM ataupun LNG kepasar, diperlukan teknologi yang baru. “Misalkan kalau elpiji harus didalam tabung. Nah, pengelolaan CBM dan LNG juga harus diperlukan teknologi yang baru,” ungkapnya. Sementara itu, untuk diketahui kabupaten Pali menyimpan kandungan sumber daya alam berupa energy. Selain eksplorasi minyak dan gas bumi peninggalan belanda yang diteruskan oleh PT Pertamina, ada juga energi baru yang bisa digunakan untuk energi masa depan yakni Coal Bed Methane (atau disingkat CBM).

CBM ini sendiri merupakan bentuk gas alam yang berasal sela-sela dari batu bara (coal). Pada dasawarsa belakangan ini, CBM telah menjadi suatu sumber energi yang penting di Amerika Serikat, Kanada dan beberapa negara lain. Bahkan Australia memiliki endapan CBM yang kaya yang dikenal sebagai coal seam gas (disingkat CSG). Karena itu, menurutnya sangat bersyukur kabupaten Pali, memiliki CBM yang bakal menjadi energi masa depan.

“Kita memang memiliki cadangan batubara diseputar wilayah Pali. Namun batu bara yang kita miliki, kalorinya tidak begitu tinggi. Bila masuk dalam dunia perdagangan tentunya kita akan kalah, lantaran daerah lainnya menjual batubara dengan kandungan kalori yang lebih tinggi yakni mencapai 6,7 kalori. Karena itu, dengan ditemukannya CBM, akan menjadi alternatif masukkan pendapatan daerah kedepannya,” jelas Saleh.

Secara rinci dia jelaskan, istilah CBM ini merujuk kepada gas metana yang teradsorbsi ke dalam matriks padat batubara. Nah, gas ini sendiri masuk dalam golongan "sweet gas" lantaran tidak mengandung hidrogen sulfida. Keberadaan gas ini diketahui dari pertambangan batu bara di bawah permukaan bumi yang kehadirannya selama ini menjadi sebuah resiko pekerjaan. Lantaran CBM jika terhisap langsung akan sangat berbahaya bagi jiwa manusia.

Coal Bed Methane, berbeda dari sandstone biasa dan reservoar konvensional lainnya, lantaran gasnya tersimpan di dalam batuan melalui proses adsorbsi. Metananya berada dalam keadaan yang hampir cair di sekeliling dalam pori-pori batu bara. Rekahan-rekahan terbuka di dalam batu baranya (yang disebut cleats) dapat pula mengandung gas atau terisi/tersaturasi oleh air. Tidak seperti gas alam di reservoar konvensional, Coal Bed Methane sangat sedikit mengandung hidrokarbon berat seperti propana atau butana dan tidak memiliki kondensat gas alam. Ia juga mengandung beberapa persen karbondioksida.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment