Tanah Abang Menyoroti harga getah karet yang relative rendah di tambah musim kemarau dan daun karet/Balam mulai gugur dimana pada masa itu Getah karet mulai berkurang dan bisa menyusut hingga 50% dari keadaan karet di musim Hujan oleh karena itu para petani dipaksa untuk kreatif dalam mencari celah untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Hal ini tak terbatas di bidang pertanian dan
perkebunan saja, melainkan juga di bidang lainnya.Di seluruh Kecamatan Kabupaten PALI, mayoritas mata
pencaharian penduduknya sebagai petani karet, anjlok nya harga karet hampir satu tahun terakhir ini, ujian terbesar bagi mereka. Jika tak pandai mencari peluang lain, asap dapur takkan mengepul.
Harga getah sangat murah. Sementara kebutuhan keluarga semakin banyak.Makanya kami mencari pekerjaan lain dengan harapan memperoleh hasil yang lumayan,” ucap salah satu warga yg sempat kami tanyai Sementara, pengakuan Asri (32) yang juga merupakan warga Tanah Abang, Ia mengaku bisa mendapatkan hasil hingga Rp200 ribu perhari, setelah beberapa bulan ini menjadi sopir armada batubara.“Jaman sekarang tak bisa lagi kalo cuma bergantung pada karet, Harga masih turun.
Harga kebutuhan tambah mahal.Terpaksa ubah mata pencaharian, yang penting halal,” tuturnya.Terakhir, harga getah karet di level toke (tengkulak) hanya berkisar Rp3000 – Rp4500 per kilogram, untuk getah harian (langsung jual). Sementara getah kering satu minggu hanya dihargai di kisaran Rp5500 – Rp6000 per kilogram.Diketahui, harga getah karet mulai merosot semenjak satu tahun lalu, dan sampai saat belum ada tanda-tanda untuk naik.
ConversionConversion EmoticonEmoticon